Probolinggo – Di tengah rutinitas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Probolinggo, sebuah program pembinaan rohani menjadi tempat bagi para warga binaan yang beragama Nasrani. Program ini bukan sekadar kegiatan keagamaan biasa, melainkan sebuah inisiatif yang bertujuan untuk memulihkan mental dan spiritual mereka, membantu mereka menemukan kembali harapan dan jalan hidup yang lebih baik setelah menjalani masa pidana. Bertempat di sebuah ruangan sederhana yang telah disulap menjadi tempat ibadah, warga binaan khusyuk mengikuti kegiatan yang rutin diselenggarakan setiap minggu. Pembinaan ini dipimpin oleh para rohaniawan dan relawan dari berbagai gereja yang bekerja sama dengan pihak Lapas. Mereka datang tidak hanya untuk menyampaikan khotbah, tetapi juga untuk mendengarkan, memberikan dukungan moral, dan menjadi teman seperjalanan bagi para warga binaan, Sabtu (13/09).
Kepala Lapas Probolinggo, Bapak Dadang Rais Saputro, menjelaskan bahwa pembinaan rohani merupakan bagian integral dari sistem pemasyarakatan. "Kami percaya bahwa pemulihan diri tidak hanya tentang rehabilitasi fisik dan keterampilan, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan moral," ujarnya. "Melalui pembinaan ini, kami berharap para warga binaan dapat lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, merenungkan kesalahan, dan memiliki tekad kuat untuk tidak mengulangi perbuatannya setelah bebas nanti."
Kegiatan pembinaan rohani ini mencakup berbagai bentuk, mulai dari ibadah bersama, pendalaman Alkitab, hingga sesi konseling pribadi. Pihak Lapas berharap, dengan adanya program seperti ini, para warga binaan dapat kembali ke masyarakat sebagai individu yang lebih baik, siap menjalani kehidupan yang produktif dan bermanfaat bagi diri sendiri serta lingkungan. Inisiatif di Lapas Probolinggo ini menjadi bukti nyata bahwa penjara bukan hanya tempat untuk menghukum, tetapi juga tempat untuk menumbuhkan kembali harapan.


.jpeg)
.jpeg)
Posting Komentar untuk " Pembinaan Rohani Nasrani di Lapas Probolinggo: Wujud Pemulihan Diri Warga Binaan"