Gelar Tauziyah Keagamaan Bagi WBP, Lapas Probolinggo Hadirkan Ulama Syeh Fadli dari Lebanon

Probolinggo - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Probolinggo menggelar kegiatan pembinaan keagamaan yang menyentuh hati para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Acara istimewa ini menghadirkan ulama terkemuka, Syeh Fadli, Lc., seorang tokoh agama yang berasal dari Lebanon. Kehadiran beliau memberikan warna baru dan semangat mendalam bagi para WBP dalam menjalani masa pembinaan di lapas. Jum’at (16/05/2025).

Bertempat di Masjid Darul Awwabin Lapas Probolinggo, dalam tausiyahnya Syeh Fadli, Lc menyampaikan pesan-pesan keagamaan yang menekankan pentingnya introspeksi diri, meningkatkan keimanan, dan memperkuat nilai-nilai spiritual. Beliau mengajak para WBP untuk menjadikan masa tahanan sebagai momentum untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan bahasa yang lugas dan penuh hikmah, Syeh Fadli berhasil menyentuh hati para pendengar dan memberikan motivasi untuk menatap masa depan dengan lebih optimis.

Kegiatan pembinaan keagamaan ini merupakan bagian dari program rutin Lapas Kelas IIB Probolinggo dalam memberikan bekal mental dan spiritual kepada para WBP. Kalapas Probolinggo, Dadang Rais Saputro menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Syeh Fadli dan menekankan pentingnya kegiatan ini bagi pembinaan WBP. "Kami sangat berterima kasih atas kesediaan Syeh Fadli yang telah memberikan pengajian keagamaan kepada para wbp . Kegiatan seperti ini sangat penting untuk memberikan pencerahan dan memperkuat nilai-nilai positif dalam diri WBP, sehingga mereka dapat menjadi pribadi yang lebih baik setelah bebas nanti," ujarnya Kalapas.

Partisipasi aktif dari para WBP dalam kegiatan ini menunjukkan antusiasme mereka dalam mendengarkan nasihat-nasihat keagamaan. Suasana khidmat dan penuh kebersamaan terasa selama acara berlangsung. Kegiatan tausiyah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi para WBP, membantu mereka dalam menjalani proses rehabilitasi, dan menjadi bekal berharga setelah mereka kembali ke tengah-tengah masyarakat.